Perasaan yang teramat dalam
Perasaan yang semakin hari semakin sulit untuk digenggam
Perasaan yang belum tersambut oleh hatimu
Kemana lagi harus ku langkahkan kaki ini
Walau hanya sekedar tuk sejenak terbebas dari bayang wajahmu
Namun..
Aku tak benar-benar ingin pergi
Apalagi menjauhi perangaimu
Hasrat hati ingin terus di dekatmu
Menikmati dimensi waktu dengan dirimu
Meskipun tak menjadi kekasihmu
Biarkan aku terus menjaga perasaan ini
Membiarkannya tetap mengalir seperti air
Membebaskannya untuk melakukan apa saja
Termasuk menyakiti hatiku dalam setiap kata rindu
Kau cantik,
Matamu terlalu indah untuk tak ku pandang
Senyumanmu terlalu mempesona relung hatiku
Dan yang ku tahu aku menyayangimu sejak pertama kali pertemuan itu
Aku mendengar..
Beberapa bagian yang menyedihkan tentang hidupmu
Menjadi teman tuk air matamu
Juga menjadi sandaran untuk setiap keluhanmu
Aku menyaksikan tangismu pecah
Membuncah tanpa ampun
Walau bukan dengan sepasang mataku
Tapi dengan indera pendengarku
Aku hanya bisa terdiam
Mendengar suara isak tangis diserta kesedihan mendalam
Aku bisa apa kala itu
Aku hanya bisa terdiam dan ikut meneteskan air mata
Tertahan rasa luka seperti yang kamu rasakan
Akupun menyaksikan
Dimana mulutmu tertutup rapat
Tanpa berbicara apapun
Hanya mengangguk dan menggeleng
Menahan sakit
Lantas menangis lagi
Kau terdiam
Lalu menuliskan beberapa kalimat
"Sakit itu menyiksa, kenapa seperti ini ujian dariNYA?..."
Dan kembali,
Aku bisa apa?
Mengulang kata sabar
Mengeja kembali kata berdoa
Hingga sakit itu terjeda walau untuk waktu yang tak lama
Aku senang mendengar teriakanmu
Ketika hari pertama kamu bisa membuka mulut tuk bersua lagi
Senang tak terhingga
Ingin rasanya mengantarmu kemanapun kamu mau
Menemani kamu sekalipun hingga malam berganti pagi
Terima kasih Tuhan, bisikku..
Aku tak perlu menjadi istimewa untuk menjadi seorang kekasih
Kamu meyakini perasaanmu bahwa persahabatanlah yang menjadi dewa
Entah ini kali keberapa aku terdiam
Tersenyum tak menyangka
Sesulit itukah mengubah arah hatimu
Aku selalu menantikan setiap tulisan-tulisanmu
Mengecek ulang blog diary onlinemu
Tak peduli isinya apa
Hanya dari tulisan-tulisanmulah aku bisa tahu sedang seperti apakah perasaan dan pikiranmu
Aku menyepi,
Menghilang pergi
Sementara pasti
Karena tak bisa ku pungkiri
Bahwa hatiku tak tenang ketika pergi
Apa kau mencariku?
Benar!
Kau mencariku
Mencariku sebagai sahabatmu
Kau mengkhawatirkanku
Mengkhawatirkanku sebagai sahabatmu
Dan mungkin
Kau merindukanku
Merindukanku sebagai sahabatmu
Note :
(..........)
Biarkan diam dalam kebisuan
Kebisuan nurani
Kebisuan waktu
Asalkan kau selalu bahagia
dengan atau tanpaku
Jakarta, 27 Nov 2013