Senin, 25 November 2013

Cerita Pagi Ini

Butiran air dan sesekali tiupan angin berada dibawah langit gelap ibu kota pagi ini. Hujan - ada dua kali tiga puluh menit lebih terdengar derasnya hujan. Beberapa menit lalu baru bisa reda. :)

Menyusun satu paragraf monolog pagi ini terkesan kaku. Tak banyak kata yang bisa ku rangkai untuk menyempurnakan awal kalimat. Memilih untuk terus menulis tanpa harus mengindahkan kata-kata itu sedikit terasa memaksa. Terdengar ambigu. Mengambang!

Menyibukkan diri dengan beberapa berkas yang harus dicopy ganda, sesekali mendengarkan suara Duta Sheila On7 dengan seksama, menyelingnya dengan berjalan tiga langkah ke belakang kursi - menyeruput air putih. Aku mulai membiasakan diri untuk minum air putih walau tidak merasa haus.

Menekan double tombor enter di keyboard itu sungguh berat. Dihadapkan dengan paragraf baru yang isinya belum pasti jelas. Kosong! Isi kepala ini memang tidak pernah kosong. Hanya saja tidak ada ide untuk menulis terlintas di kepalaku. Aku seperti sedang mendapat tugas mengarang bebas tentang sesuatu yang belum pernah terjamah olehku. Seperti bermalam di kuburan misalnya. *Hahaha #LOL

Di dunia ini ada banyak hal, mungkin seluruh hal di muka bumi ini hanya sementara. Kelak kita akan pergi dari sini - berpindah kehidupan untuk fase selanjutnya. Ketika ada pertemuan maka akan ada yang namanya perpisahan. Untuk apapun, perpisahan itu akan sulit terasa jika perasaan kita sudah tertinggal disana. Rasa kehilangan mendalam bisa saja menyergap aorta jantung kita jika saatnya harus ada orang yang kita sayang pergi dan mungkin nggak bisa kembali. Masa-masa sulit untuk bisa bangkit - membiasakan diri untuk tanpa sosoknya. Biarlah! Biarlah semua pembelajaran tentang hidup terus berjalan apa adanya. Tanpa harus ada bumbu lainnya yang nggak seharusnya ada. Karena pada akhirnya manusia dituntut untuk bisa belajar ikhlas dan sabar.

Rasanya enggan untuk meng-klik perintah "Publikasikan" menggeser kursor mouse rolling up keatas itu ternyata tulisan ini biasa saja. Sebatas cerita pagi tak bertema. Menimbang ulang - mulai menambahkan apa saja yang terpikirkan. Berbicara soal perasaan, mungkin itu yang paling mudah untuk ditulis disini. Perasaan dalam tubuh seorang wanita itu bagaikan kandungan air dalam plasma darah. (agak ragu!) *Hehehe...*

Matahari perlahan hadir! Iya, perlahan! Pelan tapi pasti walau saat petang ia harus kembali bersembunyi berganti malam bersambut bulan dan bintang! Huaaaa... Jakarta susah nemuin bintang, eh mungkin hotel BINTANG lima atau...



#Closed (!)
 

THE WORDS Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos