Bingung harus mulai darimana, bukan karena gue nggak lagi menentukan arah akan kemana tulisan gue melangkah. Jenuh, ketika gue merasa bosan dan jemu pada berbagai hal yang seringkali menyita arah pikiran gue. Rutinitas yang terkadang gue sendiri juga muak untuk menjalaninya. Manusia tercipta kedalam kategori makhluk ciptaanNYA paling sempurna, tapi manusia tidak bisa secara keseluruhan menghindari kejenuhan disekelilingnya. Seperti yang gue alami saat ini...
Begin - Gue nggak pernah minta untuk selalu dimanja. Gue hanya minta tolong untuk nggak menganggap gue seperti anak kecil. Gue emang masih butuh proteksi dari keluarga gue atau dari orang lain. Secara lahiriah, gue nggak pernah mau di kerasin (pembentakan emang harus ada tapi tidak pada timing yang sering diulang yang akhirnya memuakan). Gue nggak mau nentang siapapun, bahkan sebisa mungkin seluruh hidup dan nyawa gue untuk keluarga gue. Tapi gue jenuh, ketika sistem indera gue hanya jadi saksi bisu amarah mereka. Kenapa gue lebih betah mengunci diri di kamar tanpa ada banyak pembicaraan. Gue akan lebih nyaman ketika gue membaca ratusan halaman buku dan ngedengerin musik yang gue suka, ketimbang gue harus berada di luar dan menyaksikan apa yang nggak pernah gue harapkan.
Middle - Permen Karet emang sahabat terbaik gue, tapi kelamaan dia perlahan menyakiti gue. Ancaman diabetes atau pipi yang semakin tembem senantiasa menghantui gue. Padahal dia sosok yang mengerti gue dan slalu diam ketika menjadi bantalan emosi gue. :) (Dasar gilak, permen karet kan benda mati, yang nggak akan pernah protes ketika dia gue gigit, dan gue bikin gelembung trus gue pecahin). Begitu juga dengan almond berbalut cokelat, selain budget kantong yang harus dipertimbangkan, kandungan lemak, kalori dan protein didalamnya nggak bisa membebaskan pikiran gue dari ancaman kegemukan. Perlahan badan gue melebar, mungkin itu cuma perasaan gue sih, tapi beberapa bukti otentik itu berkesimpulan bahwa kemeja dan jeans gue itu mulai sempit hehehe.. V(^_^)
Last - setelah ancaman kegemukan, akhirnya gue bisa lho senyum puas karena lusa gue mau menjalankan ibadah puasa selama satu bulan walau akan ada beberapa hari gue batal. Itu artinya porsi karbo dan cemilan gue akan berkurang. Yeeee.. Kejenuhan gue nggak akan drama, gue juga nggak boleh terbunuh sepi. Gue akan menyibukkan diri lebih positif lagi. Nggak mau gue jenuh - jenuh lagi, nggak mau gue bosan - bosan lagi. Dan kenyataannya, gue nggak pernah bosan dengerin Stereomantic - You dalam keadaan mood gue yang seperti apapun. Tentang kerinduan gue sama Galih juga. Sudahlah, waktunya untuk merubah mainset yang lebih fokus lagi. Yuhuu.. Obsesi tentang Galih, semoga Allah selalu melindungi dan menyayanginya. Amin
Adding Words :
Kita nggak akan pernah tahu, tentang apa didepan tentang apa yang ada dipikiran & hati orang lain. Kita hanya tahu bagaimana kita selalu merasakan kebahagiaan, dan seharusnya kita bisa menyingkirkan sifat egois yang bisa saja menjadi boomerang di kehidupan kita sendiri. Soal cinta & soal rasa, manusia itu sama adanya. Mereka berhak untuk mencintai - dicintai, namun mereka harus bisa menyadari bahwa cinta itu tak seharusnya dikejar dengan menyita sebagian besar keping kehidupan kita. Cinta itu ada karena terbiasa, dia hadir untuk melengkapi segala kekurangan dengan kelebihannya. Beruntunglah mereka yang bisa bersatu pada satu cinta yang sama. Tapi percayalah, kekekalan cinta hanya ada pada orang tua. Dan mulailah untuk mendewasakan diri atas apa yang terjadi. Kejenuhan memang akan terus ada, namun manusia tidaklah boleh berhentu berpikir untuk bisa memusnahkannya.
Thankful My Allah, for all until this time. dengan napas yang masih terasa begitu indah terasa, untuk senyuman orang-orang terkasih yang selalu menjadi motivator untuk bisa survive.
Tergores di Jakarta, 8th July 2013 - ala