Selasa, 30 Juli 2013

Catatan yang tertulis 04 Maret 2013

"Lihatlah sebuah potret bunga cantik berwarna ungu dalam album, ingatkah tentang seseorang yang pernah memberikannya lalu menuliskan sesuatu diakhir helainya, tentang sebuah rasa terindah yang terlambat untuk diketahui, sadarilah bahwa itu membuat lingkar mata meneteskan sebuah kristal tajam, dan kerinduan itu tersimpan bersama setiap doa yang masih sama.."

Bukan tanpa rencana, Dia membuatmu sedikit terpejam lalu menyesalkan waktu yang pernah terlewat tanpa ada sesuatu yang berharga.. hati terkoyak penuh pedih, namun terlambat sudah untuk mengumpulkan semua rasa yang dulu menjadi sebuah kesempurnaan dalam kisah.. Senyuman manis yang tak pernah bisa tergantikan, dan tak pernah ingin ku gantikan masih pada hembus napas yang sama.. Kesederhanaan yang begitu jelas nampak pada pencitraan membuatmu begitu nampak mempesona,, hinggaplah sebuah kumbang yang membius hati pada satu nama yang masih tetap sama..

Bibir kelu, membisu.. mungkin hanya tulisan yang mampu mewakili apa yang ingin terucap..

terima kasih untuk yang terindah meski semua telah berubah, :)

terima kasih,, bersama doa diiringi kerinduan, aku terlalu lancang untuk tetap menanti menunggu mu kembali seperti dulu lagi..


Note : Hanya copas, dan itu sudah lama tertulis :)

Senin, 29 Juli 2013

Lagi dan Lagi

Harusnya aku sudah terbiasa dengan kehadiran nama dan sosoknya dipikiranku sejak september tahun lalu. Sejak perkenalan pertama kala itu. Dan, memang benar aku selalu merindukan setiap nama itu melintas di kepalaku. Galih,
Ini bukan sajak, ataupun syair para pujangga penulis puisi-puisi cinta..
Maaf untuk sebongkah kerinduan yang masih tetap kokoh terjaga disini,
Untuk setangkai tulip ungu yang masih selalu jelas dalam ingatan,
Yang senantiasa masih selalu tersiram butir-butir kasih sayang,
Dan, aku tidak pernah tahu sampai kapan ini terus bersemayam,
Hidup dan terus tumbuh setiap kali aku berusaha untuk menggantikan dengan tangkai mawar ataupun lili,
Mungkinkah aku yang tidak mau berusaha menggerakan hatiku untuk merubah arah kemana perasaan ini berlabuh,
Tuhan tahu pasti tentang perasaanku. Ini jelas-jelas mengalir karena keputusanNYA. Aku yang terjebak dalam ingatan terindah sebuah rasa, dan aku yang sulit untuk merelakan kepergiannya. Bahkan aku sendiri telah membuka celah luka hati untuk orang yang berusaha mendekati dan mengalihkan perhatianku. Maafkan aku untuk dosa entah apa namanya aku belum tahu dan tak mau tahu.

Jam 12 Siang,
Sesakit inikah setelah perbincangan janggal antara aku dengan seorang sahabatku. Aku mengutuk diriku sendiri memang aku yang bersalah, Je me trompais.. Tapi bukan aku yang memilih untuk tercekik dalam situasi teramat genting untuk beberapa pasang telinga. Rasanya seperti sedang terlelap dalam mimpi buruk. Ketika terbangun semua menjadi  nyata dan teramat menakutkan. (Aku melempar pikiran!)

Aku tak lagi bermimpi,
Aku memang merasakan kantuk menyergap tengguk lantas sepasang mataku, menghela napas merindukan bantal. Mungkin aku butuh istirahat sejenak, gumamku. Entah apa yang membuatku kesal pada hari ini. Mengingat satu persatu pernyataan yang ku dengar terasa begitu menyesakan. Itu bukan debu, yang harus ku hindari. Bukan pula bunga-bunga melati yang membius indera penciumanku - itu hanyalah sebuah kenyataan dimana aku sendiri mengumpat buruk adanya. Aku membenci kenyataan itu - kenyataan dimana ada pria yang menanti terbukanya hatiku untuknya. Tuhan, menyadarkan bahwa Galih telah pergi itu seperti harus memakan durian montong secara terus menerus (Jelas-jelas aku nggak pernah suka duren!) apalagi harus belajar membuka hati untuk hati yang lain. Disaat seperti ini bukan cinta dari hati yang lain yang aku inginkan. Melainkan sebuah kesepakatan antara seorang sahabat dengan sahabatnya. Aku tidak pernah memimpikan Sahabat menjadi Cinta. Aku berusaha untuk menghindari mantra itu sebaik mungkin. 
Bagaimana bisa aku merubah tabiatku untuk menambah porsi lebih dalam persahabatan yang berubah menjadi teman berkencan? Seperti tertusuk paku berkarat rasanya.

Bangun, Jelas-jelas aku sedang tidak tertidur di sofa ataupun dilantai seperti kebiasaanku ketika melahap novel-novel bacaanku. Aku sedang berada di kantor yang sebulan terakhir ini terus memupuk kejenuhanku semakin menggunung. Tuhan, ini apa? atau apa ini? Semua kepala disini membuatku jengah dan seakan ingin berlari menerobos kerumunan mereka. (Tapi sejak kapan mereka berkerumun?) masalahnya memang hanya dua. Salary dan Fasilitas yang dijanjikan. Terus kapan kebeli sendiri Vespa Matic nya :| (Begini deh kalo setan Lupusnya kumat, berhubung nggak bisa make Vespa unmatic jadinya ngumpat pengin Vespa Matic supaya nggak capek jalan kaki :)) 


Buntu, Ngedipin mata berkali-kali tetap aja buntu. Nggak secanggih Om Darwis Tara Liye yang punya intisari diksi buat membius si pembaca dalam kalimat setiap halaman novelnya. Cuma bisa mantengin kursor yang berada di ujung kalimat - menggantung. Sampai akhirnya, ajakan untuk pulang kerumah lebih awal semakin membatin saat ini (pukul 01.50 p.m) "Pengin pulang :'( nggak mau disini lama-lama!" ngerengek layaknya anak baru masuk sekolah dasar. Lantas aku bisa apa dengan blog ini. Dengan diary electronic ini? Mematung? Melukis? Menyanyi? Rasanya ingin terus mereplay lagunya Stereomantic "You". 


Galih mungkin tahu persis perasaanku, dan dia kebingungan sekaligus kesal mungkin teramat kesal padaku. Kebodohan itu menyadarkanku di waktu yang nggak tepat. Bahkan di waktu yang tidak sama sekali menguntungkanku. Ambil langkah berserah :) tapi bukan menyerah, tapi...
end - ngegantung!! :X 
 

Rabu, 17 Juli 2013

Delapan Tahun(^_^)V

di Jakarta,

Sepertinya langit tahu betapa bahagianya perasaanku hari ini. Delapan tahun sudah persahabatan aku sama Tia. I'm speechless - aku nggak tau apa yang harus di utarakan. Cukuplah aku tersenyum bahagia karena aku memiliki sahabat seperti dirinya.
Honey, yang nggak perlu kamu tau - ucapan selamat untuk persahabatan kita itu nggak akan lebih penting dari kebahagiaan kamu ketika aku menjadi sahabatmu. Apapun yang kamu katakan, sebisa mungkin aku belajar untuk menerimanya dan aku pun belajar untuk menyaringnya, menghindari kesalahpahaman diantara kita. Honey, mungkin aku terlalu pengecut dalam hal ini. Aku tak cukup banyak nyali untuk berbicara semua ini di hadapan kamu. Aku akan lebih nyaman ketika bukti fisik ini berhasil kamu temukan. Dan jika suatu hari nanti ingatan kita mulai memudar, mungkin tulisan ini bisa mengembalikan kepingan yang sempat terlupakan.
Waktu terus berputar honey, dan aku belum berhasil untuk menanam Mawar Putih di pot sendiri. :( padahal aku pengen banget bawa mawar itu ke pernikahan kamu. Emang konyol banget ide aku itu, tapi aku cuma pengen kasih sesuatu untuk kamu yang benar-benar melalui tangan aku, bukan membeli atau diberi. Honey, terkadang aku marah sama kamu, saat kamu marah-marah nggak jelas dan memutuskan celotehan kamu untuk berhenti ditengah jalan. Dan kamu bilang "harusnya aku keep sendiri, dan nggak ngerepotin kamu di masalah aku!" Aku sedih kalo kamu seperti itu. Harusnya aku lebih bisa meredam amarah aku ketika kamu mulai menyerah dan menyalahkan keadaan. Akupun salah, ketika aku meminta kamu untuk lebih tegar dari karang. Nggak seharusnya aku merubah kamu menjadi kuat. Seharusnya aku lah yang menguatkan kamu untuk bisa tetap survive. Percayalah, nggak ada satupun masalah yang nggak ada jalan keluarnya, selama kita masih mau berusaha. Kita ada untuk bisa saling berbagi, saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing.
Hari kamis ini, rasanya pengen meluk kamu. Tapi percayalah aku nggak akan bisa nahan air mata bahagia aku jika itu benar-benar terjadi. Gimana kabar kamu hari ini? Aku harap senyuman itu akan tetap ada di lekuk bibirmu.
Aku buntu - pikiranku buntu :|
Aku kangen kamu,

well, kelar disini dulu yah, aku bingung harus nulis apa. Take Care there, jangan nakal ya, jangan cengeng :p

Selasa, 16 Juli 2013

The Day

H-1 Di Jakarta

Tia Sulistiani - Morning dear, maaf pagi ini aku nggak sempat mengirimkanmu pesan singkat via BBM, dikarenakan sesuatu hal terjadi sama aku. Tenang, I'm still be OK koq cuma sedikit geser aja arah otak kanan aku.

and let's begin, 18 Juli 2005
Aku nggak pernah nyangka kalo aku akan senyaman ini duduk disini - memakai seragam putih biru sama kamu kita satu meja. Aku juga nggak tau awalnya kalo nyokap kita itu temenan juga semasa sekolah. Apakah dunia memang sempit? ataukah Jalan Takdir yang sudah menggariskannya seperti ini? Just God Know :)
Beberapa bagian memori kenangan dimasa itu mungkin nggak bisa aku tulis disini semua, cukup taulah aku dan kamu sama-sama sering lupa, hahaha :)) tapi kita nggak akan pernah lupa kalo kita itu BESTFRIENDFOREVER yeah :')
Kamu ingat - kita pake kertas file bergambar untuk nulis surat. Lucu banget waktu itu! Saling curhat - apapun dibahas. Sampe aku ngerasa bersalah waktu kotak berisi surat-surat dari kamu itu entah dimana "maafin aku ya! please..." sepertinya memang tertinggal di kamar aku di Kuningan. Aku tau aku nggak seperti kamu yang telaten nyimpen sesuatu. Tapi percaya deh aku itu sayang banget sama kamu :)
Banyak hal terjadi di kelas berlantai ubin dan berdinding tembok bercat gelap kalo nggak salah sih orange agak kusam (hahaha...) sering banget ya kita nyontek pas ulangan matematika, yang lain asyik nyontek sama lembar jawaban temen lain - kita asyik nyari jawaban pake cara yang kita catet di buku (hahaha.. kamu mikir nggak sih kalo itu buang waktu) secara nilai matematika kita pas-pasan, oopss..
Warna merah jambu - disini ini dimana kita jatuh cinta mungkin untuk pertama kali, istilahnya sih Cinta Monyet (lho.. itukan anak manusia ya kenapa dibilang monyet #nepokjidat) dan kamu telah menggoreskan benih-benih asmara sama si kepala berambut landak yang katanya punya senyuman yang memikat (eheumm.. gasetujubangetakukaloitu :p) dan aku :D sama sesosok anak cowok berbadan kurus tinggi bersuara nyetrik dan aduhaii senyumannya itu lho manis banget, apalagi lentiknya bulu matanya itu sama kek punya aku (hahaha... janganprotesdonk!) konyol banget waktu itu, tapi emang indah banget bagian itu di Time Line hidup kita.
Nggak ada ritual khusus untuk anniversary persahabatan kita tiap tahunnya. Cuma emang kita wajib untuk saling kasih selamat & make wish untuk persahabatan kita. Kamu inget nggak soal topik bahasan masalah masa depan. hemm.. gini nih "kalo nanti kita nikah, barengan aja biar hemat, terus nanti kalo anak kita beda jenis kelamin kita jodohin aja supaya kita nyambung jadi besan..." sedih banget kalo nginget hal itu. Sedih lah, masa yang tadinya sahabatan di ajak besanan, kalo besanan itu mau nggak mau harus akur terus hahaha.. tapi kan kenyataannya persentasi terbanyak ialah besan itu saling bentrok apalagi kalo urusan cucu :p
Honey, tahun ini 18 Juli 2013 itu usia persahabatan kita yang kedelapan. Dan kita masih sering banget nggak bisa handle bad mood masing-masing. Mungkin aku lebih banyak kapasitas kesalahan - kekhilavan dan keegoisan. Maafin aku ya, aku mau yang terbaik buat kamu tapi aku nggak tau apa yang terbaik buat kamu. Mungkin hanya doa dan support yang terus aku kasih ke kamu.
Make Wishes - Ya Allah, hidup dan mati kami hanya milikMU, segala bahagia juga kesehatanpun hanya dariMU, berikan kami kesabaran dalam merangkai segala asa dalam langkah, berikaran kami petunjukMU untuk terus berada dijalanMU, jangan hentikan persahabatan kami hanya karena hal yang tak pernah kami inginkan terjadi, jika kami bisa, mungkin kelak jodohkanlah putra atau putri kami agar kami bisa merealisasikan obsesi kami, Kau Maha Tahu Maha Mendengar apa yang kami sembunyikan dan apa yang hati kami bisikkan. amin..

Kapan-kapan kita ke Belanda ya, jalan-jalan di perkebunan bunga tulip yang terhampar indah disana, seperti kamu tahu aku selalu ingin bersama denganmu disaat bahagia. Kita nggak usah ke Singapura kalo cuma liat Patung Singa, kenapa kita nggak ke Sukabumi ngebuntutin rumahnya Galih siapa tahu dia masih single dan masih nunggu aku (hehe.. ngarep) dan Congratulation buat pertunangan dan acara pernikahan kamu yang kabarnya dipercepat :p Aku bahagia sayang, sangat amat bahagia..

Jangan pernah netesin air mata untuk aku, karena hingga detik ini aku nggak ada disaat pipi kamu basah. Jangan pernah kamu membenci aku, karena kebencian hanya akan membuat kamu menyesal betapa sia-sianya waktu kamu jika untuk membenci sahabat tercantik seperti aku :p Jangan pernah menyalahkan dirimu ketika kita berada dalam perbedaan pendapat karena itu hanya akan mengundang air mata yang nggak seharusnya ada. Dalam persahabatan itu harusnya nggak ada maaf - karena sekecil apapun kesalahan jauh sebelum maaf itu hadir semoga kasih sayangNYA bisa membersihkan kesalahan itu dengan senyuman. Tidak cukup banyak materi aku bisa berikan untuk meninggalkan kesan di Time Line hidup kamu, karena sesungguhnya persahabatan itu takkan pernah bisa diukur dengan apapun. Kau saudara perempuanku, setelah Ara. dan Sahabat sejatiku, hingga nanti rambutku memutih, pendengaranku mulai terganggu dan sepasang mata beloku mulai menyipit karena keriputnya kulitku saat masa manula itu ada.

yang menyayangimu,, :*

Selasa, 09 Juli 2013

Malaikat Kecil

Dia itu cantik, lebih cantik dari gue.
Dia itu menggemaskan, melebihi kelinci kesayangan gue.
Dia itu pintar, sering kali jawaban yang terlontar itu bukan yang gue pikirkan.
Dia itu supporter terhebat, apapun gue lakuin demi senyuman manisnya.
Dia itu bawel banget, sama bawelnya seperti nyokap.
Dia itu nggak suka dipaksa, sama halnya seperti gue.
Dia itu... banyak deh, pokoknya dia itu ya Malaikat Kecil gue.
Syaffa Azzahra El Winata

Gue nggak pernah berpikir untuk jadi seorang kakak, awalnya gue nggak mau nyokap hamil lagi di usia mau kepala empat. Subhanallah, Allah memperlancar proses persalinan nyokap ketika itu. Keluarlah seorang bayi mungil yang cantik. Pada akhirnya, gue selalu ngerasa bahagia ketika gue ada di samping dia. Celotehan bawelnya selalu bikin kangen, sederet permintaannya selalu menjadi motivasi gue untuk terus kerja. Terkadang kesal juga pernah gue rasain, ketika dia nggak patuh sama gue.
Banyak hal yang bikin gue kangen sama dia, terkadang dia juga bisa jadi teman curhat gue, tapi nggak bisa jaga rahasia. Pasti bocor terus kalo gue minta dia untuk nggak bilang nyokap. Dia itu, nggak ada kata yang bisa gue ungkapin untuk eksplanasiin betapa pentingnya dia di hidup gue. Obat paling ampuh ketika gue capek di kantor. Sama kok seperti nyokap, pusing di kantor ya obatnya telepon dia - ngedengerin bawelnya dia. Over all, anugerah banget untuk gue.

Wiku - Kelinci jantan kesayangan kita berdua. Si Betina Miki udah wafat lebih dulu. Sedih banget kita, apalagi Wiku - Dilanda kegalauan teramat drama. Sampe sekarang pun kita belum berhasil comblangin dia sama betina lainnya. Sampe akhirnya, gue titip Wiku di rumah teman gue - Kita udah nggak sanggup merawatnya.
Bokap - Nyebelin banget kalo bokap nya Ara udah ngerokok seperti kereta api. Menyebalkan banget, udah tau kita bertiga ( gue, nyokap juga ara ) nggak suka sama asap rokok. Bokap itu labil, seperti soulmate-an sama bunglon - nggak jelas - berubah"ubah.
Abang - Makhluk satu itu yang sering jadi pembicaraan. Jelas, paparnya nyokap kesal banget kalo dia udah PEMALASAN. Huft, enak banget jadi dia. Apa-apanya serba merintah & dicukupi. Sering kali gue berdebat sama dia karena sifat buruknya yang tempramental. Tapi Ara sayang banget sama dia, lebih patuh sama dia ketimbang gue. Entahlah, apa yang buat Ara bersikap seperti itu.

15 Juli 2013 - Kita semua nggak sabar nunggu Ara sekolah untuk pertama kalinya. Kita semua sibuk mengurusi segala keperluannya. Ternyata, Malaikat Kecil kita udah mau berusia 7 tahun dan duduk di Sekolah Dasar. Senang melihatnya memaparkan apa saja yang sudah kita beli untuk Tahun Pelajarannya yang baru. Semoga dia bisa sama berprestasinya seperti gue. Amin,

Buntu nih, gue bingung apa yang harus gue tulis lagi disini. Hujan tuh diluar - kedengeran banget derasnya jatuh di atas atap kantor gue. Jam di dinding masih jam setengah 3 sore. Masih lama ke arah bubaran. Daritadi belum ada kegiatan yang terlalu fokus untuk gue mengerjakan kerjaan gue - hawanya itu malas banget. Di tumpuk lagi deh PR disini. (Dasarrrrrrr ala....)

Ya Allah, apapun itu gue selalu berusaha untuk jadi kakak yang baik buat Ara. Malaikat kecil, nyawa ketiga gue setelah nyokap.

Minggu, 07 Juli 2013

Titik Jenuh

Bingung harus mulai darimana, bukan karena gue nggak lagi menentukan arah akan kemana tulisan gue melangkah. Jenuh, ketika gue merasa bosan dan jemu pada berbagai hal yang seringkali menyita arah pikiran gue. Rutinitas yang terkadang gue sendiri juga muak untuk menjalaninya. Manusia tercipta kedalam kategori makhluk ciptaanNYA paling sempurna, tapi manusia tidak bisa secara keseluruhan menghindari kejenuhan disekelilingnya. Seperti yang gue alami saat ini...
Begin - Gue nggak pernah minta untuk selalu dimanja. Gue hanya minta tolong untuk nggak menganggap gue seperti anak kecil. Gue emang masih butuh proteksi dari keluarga gue atau dari orang lain. Secara lahiriah, gue nggak pernah mau di kerasin (pembentakan emang harus ada tapi tidak pada timing yang sering diulang yang akhirnya memuakan). Gue nggak mau nentang siapapun, bahkan sebisa mungkin seluruh hidup dan nyawa gue untuk keluarga gue. Tapi gue jenuh, ketika sistem indera gue hanya jadi saksi bisu amarah mereka. Kenapa gue lebih betah mengunci diri di kamar tanpa ada banyak pembicaraan. Gue akan lebih nyaman ketika gue membaca ratusan halaman buku dan ngedengerin musik yang gue suka, ketimbang gue harus berada di luar dan menyaksikan apa yang nggak pernah gue harapkan.

Middle - Permen Karet emang sahabat terbaik gue, tapi kelamaan dia perlahan menyakiti gue. Ancaman diabetes atau pipi yang semakin tembem senantiasa menghantui gue. Padahal dia sosok yang mengerti gue dan slalu diam ketika menjadi bantalan emosi gue. :) (Dasar gilak, permen karet kan benda mati, yang nggak akan pernah protes ketika dia gue gigit, dan gue bikin gelembung trus gue pecahin). Begitu juga dengan almond berbalut cokelat, selain budget kantong yang harus dipertimbangkan, kandungan lemak, kalori dan protein didalamnya nggak bisa membebaskan pikiran gue dari ancaman kegemukan. Perlahan badan gue melebar, mungkin itu cuma perasaan gue sih, tapi beberapa bukti otentik itu berkesimpulan bahwa kemeja dan jeans gue itu mulai sempit hehehe.. V(^_^)

Last - setelah ancaman kegemukan, akhirnya gue bisa lho senyum puas karena lusa gue mau menjalankan ibadah puasa selama satu bulan walau akan ada beberapa hari gue batal. Itu artinya porsi karbo dan cemilan gue akan berkurang. Yeeee.. Kejenuhan gue nggak akan drama, gue juga nggak boleh terbunuh sepi. Gue akan menyibukkan diri lebih positif lagi. Nggak mau gue jenuh - jenuh lagi, nggak mau gue bosan - bosan lagi. Dan kenyataannya, gue nggak pernah bosan dengerin Stereomantic - You dalam keadaan mood gue yang seperti apapun. Tentang kerinduan gue sama Galih juga. Sudahlah, waktunya untuk merubah mainset yang lebih fokus lagi. Yuhuu.. Obsesi tentang Galih, semoga Allah selalu melindungi dan menyayanginya. Amin


Adding Words :
Kita nggak akan pernah tahu, tentang apa didepan tentang apa yang ada dipikiran & hati orang lain. Kita hanya tahu bagaimana kita selalu merasakan kebahagiaan, dan seharusnya kita bisa menyingkirkan sifat egois yang bisa saja menjadi boomerang di kehidupan kita sendiri. Soal cinta & soal rasa, manusia itu sama adanya. Mereka berhak untuk mencintai - dicintai, namun mereka harus bisa menyadari bahwa cinta itu tak seharusnya dikejar dengan menyita sebagian besar keping kehidupan kita. Cinta itu ada karena terbiasa, dia hadir untuk melengkapi segala kekurangan dengan kelebihannya. Beruntunglah mereka yang bisa bersatu pada satu cinta yang sama. Tapi percayalah, kekekalan cinta hanya ada pada orang tua. Dan mulailah untuk mendewasakan diri atas apa yang terjadi. Kejenuhan memang akan terus ada, namun manusia tidaklah boleh berhentu berpikir untuk bisa memusnahkannya.

Thankful My Allah, for all until this time. dengan napas yang masih terasa begitu indah terasa, untuk senyuman orang-orang terkasih yang selalu menjadi motivator untuk bisa survive.


Tergores di Jakarta, 8th July 2013 - ala

Jumat, 05 Juli 2013

Masih Berjudul GALIH

"Flat on the Floor, rasanya seperti ketelen broklak pas elo kelar makan siang.. Beuhhh rasanya itu mengguncangkan seluruh isi lambung. Fiuhh, sensasi berbeda saat elo duduk manis konsen untuk ngelupain semua rasa sakit dalam perut. Alhasil, permen karet andalan menjadi dessert nya. TOP kan ;) "

Rasanya gue nggak perlu lagi ngebuka album yang isinya foto-fotonya Galih, kalo soal kerinduan gue sama dia yang belum lagi terjawabkan, gue rasa secangkir hot cappucino udah cukup untuk mensingkronisasikan pikiran gue sama ingatan gue. Gimana manis senyumannya, dan gimana indah sorot matanya. hmm.. jadi khayalan prajurit lagi aja deh :))
God, manggil namanya sampe 108 kali pun Galih nggak akan dateng, kalo gue manggil pake bahasa kalbu. Mungkin cuma vibration semu yang ada disekitar paru-parunya. Jumat lagi di ibukota, dengan rintikan hujan melebihi tiga hari berkelanjutan, rasanya sulit untuk menemukan pelangi di bias jingga sana. Tertutup gelap bahkan menusuk tulang belakang. Oksigen sih emang pekat terasa, cuma dia belum sepenuhnya ngebantu perasaan gue untuk terjamah lagi oleh hati yang lain. Gue nggak butuh istilah Move On dalam kamus hidup gue, setidaknya keyakinan gue tentang cinta itu masih bisa ngebantu gue untuk tetap survive. :)
Di luar sana, rasanya banyak jutaan pasang mata yang merindukan selimut :D maklum jam di dinding mengatakan bahwa kurang lebih 48 menit lagi bubaran kantor. Gue masih betah disini, duduk manis dan bercerita disini. Masih Berjudul Galih, slalu tentang Galih. Gue nggak pernah tau apa Galih bisa baca semua tulisan ini atau enggak.Yang gue tau, gue selalu betah kalo nulis soal dia. Cinta emang bikin gue kelewat egois, egois untuk terus memimpikan Galih. Sudahlah, mimpi itu nggak perlu harus dibeli, bebas sebebas elo natap langit ketika loe tiduran di atas rerumputan berembun. Ngeliat awan tersenyum, bahkan ngeliat bintang yang menari walau malam belum tersambut. Thankful God, untuk segala ingatan yang masih kuat melebihi radar neptunusnya si Maudy Ayunda :D

Ucapkan salam kerinduan pada Galih seorang, kedipkan mata ketika pengulangan nama Galih yang ketiga, pejamkan mata lalu berdoa.. Dengan dan tanpa Galih, semoga aku akan selalu tetap betah untuk berada disini, terus mencurahkan segala inspirasi yang nggak banyak orang tau :)
Lalu, gelembungkan si sexy permen karet dan... pampampam ketuk lantai dengan ujung jari kaki maka bergegaslah untuk tersenyum puas karena senja ini ada satu tulisan lagi menjadi penghuni disini.

Jakarta, 05 Juli 2013



nala-purple girl
 

THE WORDS Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos