Kamis, 26 September 2013

HARI INI (X)

Tidaklah perlu aku berteriak atas alasan apa yang mengiris hati, aku yakini Allah mendengar semua..
Tidak pentinglah aku mengadu pada seseorang tentang apa yang melintas seakan melempar granat meledakan sistem saraf diotak, aku percaya Allah mengerti benar seperti apa isi kepalaku saat ini..
Sepasang telinga ini hanya bisa mendengar, dia takkan mungkin bisa berlari membawa sebilah kayu atau sebuah tongkat baseball untuk memukul alasan-alasan yang menjadi penghancur ketenangan..
Kuatkan aku pada sebuah kesabaran, berikan aku sebuah ketenangan walau hanya sekejap..
Meski tidak saat aku memejamkan mata saat terlelap..
Ini aku dengan mulut yang abstrak berada dalam otak, menginstruksikan puluhan kalimat sebagai perlawanan. Entahlah siapa yang akan mendengar, yang aku tahu - meledakkan amarah saat ini hanya akan membuka celah luka semakin dalam. Mengucurkan darah perih melukai nurani.
Ya Allah, janganlah beri aku bintang yang paling terang dari langit malam-MU jika hanya untuk menerangi malamku saat gelap. Beri aku sebuah kesabaran & ketabahan untuk modal utama melewati setiap ujian-MU. Hingga aku bisa menahan semua perih yang ada. Ku akui aku lemah, namun aku yakin aku belum menyerah. Kau beri aku dua alasan untuk tetap bisa survive disini. Kau tunjukkan padaku tentang arti orang terkasih di hidupku.
Ini bukan prosa, mungkin sebatas surat untuk-MU yang Maha Melihat. Gemetar jemariku untuk ini. Seperti katup bibirku yang menahan untuk terbuka dan merasakan tetesan air mata.
Aku yang salah, mungkin. Mereka yang salah, tidak mungkin. Itulah pemikiran beberapa onggok daging terdekatku. Jangan menyalahkan siapa atas siapa. Semuanya pun salah - itu menurut penilaianku. Oh My Allah, dengan menulis ini bukan aku menyerah atas semua, atau aku mengabarkan pada dunia bahwa aku sedang terluka. Tidak - ini hanya sebuah catatan kecil yang mungkin akan aku buka kembali saat tua nanti. Mengingatkan aku pada orang-orang yang ada dalam hidupku. Mengembalikan ingatanku pada kejadiab-kejadian yang menjadikan aku lebih kuat dari seutas tali yang hanyut dialiran sungai menuju hilir.


Tersenyumlah, meski pada kenyataannya hati itu menangis. Takkan ada yang tahu sepedih apa perasaanmu, kecuali sepasang bola mata yang tak bisa dibohongi. :)

Later, hope will be better :) amin
 

THE WORDS Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos