Minggu, 24 Maret 2013

Tulip Ungu

28 September 2012

Pernahkah kalian mendengar cinta itu buta, cinta tidak memandang siapa, dimana dan karena alasan apa. 
Beberapa bulan silam, telah teringat kembali kebeberapa tahun lalu tentang setangkai bunga tulip. Dan seperti ini kisahnya,
Pagi itu hari jumat, 28 September 2012 sepertinya waktu menunjukkan pukul 07.28 WIB sebuah foto bergambar bunga Tulip berwarna ungu tersisipkan di akun sosial media (facebook) milikku dengan sepatah kalimat :
Happy Jumaah Mubarokah
Spirit and keep smile for me

For you....
Girl Purple

Oh God, beberapa hari lalu kita bicara banyak hal di chat room on facebook, until this morning I found suprising from him. Satu buket bunga tulip ungu meski hanya sebuah gambar but It's so nice looking for me. Sungguh jumat kala itu terasa begitu indah dan sangat indah. Dia buatku semakin merasakan keindahan dari setiap warna ungu.
Searching on Google, Bunga tulip ungu itu pertanda kasih sayang. Wanita mana yang tak berbunga-bunga hatinya ketika ada seorang pria yang begitu humble memberikannya bunga itu. Teriak meski tak terdengar, sungguh pagi itu aku bahagia. Ucap syukur tanpa bisa banyak bicara, hanya doa ingin segera bertemu dengannya yang terus terucap.
"there's not a reason for stopping this love..."
  
Selayaknya bunga, rasa ini terus tumbuh. Disirami air kerinduan bersama segenap doa ingin segera dipertemukan. Bertukar senyuman melalui sepasang mata yang indah. Entah kapan Dia mempertemukan kami.
Merindukannya menjadi teman menjelang senja. Bersama setiap gelembung terindah yang senantiasa menemaniku dalam melangkah. Puluhan bait puisi tertulis dalam jiwa. Sajak kerinduanku padanya. Dia balas dengan senyuman dan juga kerinduan yang sama. Terima kasih hanya itu yang bisa ku ucapkan kepadaMU atas karunia rasa terindah dariMU.
Rindu itu masih sama dan tetap pada porsinya. Meski semakin hari terasa semakin meninggikan letak hatiku ini, aku hanya ingin dia tetap pada perasaan yang sama. Egois memang tapi ini masalah kejujuran keinginan :)
Vespa itu nyentrik, klasik, unik dan indah. Karena vespa dan akun jejaring sosial-lah aku bertemu dengan Galih. Terkesan Lebay layaknya anak remaja jaman sekarang, tapi semua ini sudah diatur kok sama Yang Maha Kuasa, percaya deh! Segala kemungkinan bisa terjadi, seperti ini "Kun Fayakun" :D

 Sajak kerinduan itu masih tetap aku tuliskan meski tak lagi ku kirimkan kepadanya. Biarlah tersimpan rapih dalam nurani, menjaga kesucian setiap rindu dan kasih sayang yang KAU berikan kepadaku. Sulit untuk bisa berkata 'tidak' jika dihadapkan pada sebuah pertanyaan "pernahkah kerinduan itu terhenti ketika tak lagi ada kabar dari Galih?' Kerinduan itu masih tetap menemaniku melalui senja. Dengan atau tanpa kabar darinya, Kerinduan ini tak bisa pergi begitu saja. Meski pernah ada rasa cemburu, tetap saja kekesalan itu masih terkalahkan oleh rindu yang sungguh indah. Galih itu disini, disepasang mataku ini seperti bias pelangi setelah hujan, yang menyiratkan kebahagiaan. Setiap kesedihan yang terselimuti gundah, tersapukan oleh indah senyum di potret dirinya. Entah sampai kapan nurani ini berbunga-bunga. Tak hentinya berkata "Rindu ini masih terus tumbuh.." Hanya DIA yang tahu karena DIA-lah yang membukakan perasaan hatiku.

"Cinta ini seperti setangkai tulip yang terus disiram air, dihangatkan sinar mentari, diselimuti cahaya bulan.. Tumbuh tak mengenal musim.. Tetap bersemi ditempat yang sama.. Dihati ini..."Purple Girl ...

Adding Words:
Titip Rindu untuk Galih. Dimanapun dia berada, Sajak Kerinduan itu masih setia tertulis untuknya. Kasih Sayang itu masih sama hanya untuknya. Segenap nurani dan logika menyelaraskan rasa yang terus tumbuh menjadi seperti ratusan tangkai bunga tulip ungu  disini. Doa-doa suci nan halus murni, semoga akan terkabulkan. Terima Kasih untuk rasa yang indah. Untuk Sebuah senyuman yang amat sangat indah. Dan sebuah kehangatan dalam setiap ucap kalimatnya. Your Purple Girl's Galih



 

THE WORDS Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos