Jakarta, 06 Maret 2013
Sulit untuk menuliskan setiap kalimat yang ada di kepala ini, rasanya bibir ini membeku jika harus mendikte setiap kata yang terdengar melalui diam. Mungkin karena memang terlalu banyak yang terpikirkan, dan tak ada celah untuk bisa menyaring lagi setiap pilihan kata untuk ku gabungkan menjadi sebuah tulisan. Seperti sore kali ini, entah sudah berapa kali senja yang terlewati dengan kebuntuan kata, tak tahu sudah berapa kali menekan tombol delete disetiap akhir kosonan atau vocal, hanya karena tak yakin dengan apa yang dituliskan.
Penglihatanku tak setajam biasanya, seakan banyak ukiran awan kelabu diantara jingga sana. Sepasang mata yang terlalu pedih untuk bertahan ketika rasa mengantuk menyerang, lebih baik aku alihkan pandangan. Sebuah gambar tentang bunga tulip ungu. Dan tak terhitung ini perhatianku yang keberapa untuk setangkai tulip ungu dalam potret di layar ponselku. Rindu ini hadir kembali, pada sang pengukir rasa di hati.
Masih ada satu potret tentangmu yang tak pernah lepas dari benakku. Sosok yang memiliki senyum dari bibir tipis dan sepasang mata indah disetiap tatap matanya. Kamu yang masih senantiasa ada dalam doa, dan setiap jawaban atas sebuah pertanyaan "pada siapakah rindu mu berlabuh?" yaitu padamu..
Aku tidak gila, sungguh aku masih menyadari ini semuanya. Aku tahu kenangan masa lalu tentang sebuah kesalahan ialah hal terbodoh, yang membuatku kehilangan sumber kebahagiaan. kamu itu terlalu sempurna, entah apa yang ada disini. Seakan semua terasa begitu indah jika berbicara tentang mu.