Morning Jakarta, selamat hari senin yang crowded dimana-mana.
Dan semangat menulis untuk jemari yang sudah lama tidak menari disini.
***
Pagi,
Bisakah kau dengarkan aku
Bahwa perasaan itu tidak pernah bisa ku beri judul
Tidak bisa ku berikan penjelasan untuknya
Pagi,
Jika memang luka itu berasal karenaku
Jika kekecewaan itu diakibatkan atas diriku
Maka bantu aku untuk bisa membebaskannya
Membebaskan setiap perasaan yang tak berjudul
Membebaskan segala pertanyaan yang belum terjawabkan
Membebaskan perasaan yang ku punya untuk terus mengudara
Membebaskan kerinduan yang pernah ada untuk bisa menjadi hal biasa
Pagi,
Aku tak bisa ceritakan lebih banyak dari ini
Aku bertahan dalam diam
Entah sampai kapan
Pagi,
Tidak ada pertanyaan yang bisa aku jawab
Tidak ada kerinduan yang bisa aku balas seperti maunya
Tidak ada cinta yang bisa aku berikan seperti dia memberikannya
Aku memilih bertahan dalam diam
Untuk tidak banyak berbicara dengan perasaan
Untuk tidak memperlebar luka yang menyisakkan kekecewaan
Untuk tidak terus membuatnya merasa diberi harapan
Pagi,
Kabarkan pada DIA
Untuk sembuhkan luka hatinya
Untuk diberikannya hati yang memeluk cinta yang ia dambakan
Untuk membahagiakan dirinya lebih dari apapun
Untuk pagi yang selalu seperti ini,
Terlalu hangat untuk aku biarkan,
Untuk pagi yang selalu menyenangkan,
Ketika aroma itu masih selalu terhirup dalam penciuman...
"Aku belum bisa membenarkan pepatah yang berkata bahwa cinta datang karena terbiasa.. Ternyata cinta tidak mengenal waktu, dia tidak mengenal berapa lama dua orang itu bercengkrama, dia tidak mengenal seberapa jauh genggaman tangan itu kuat untuk tak terlepaskan.. Cinta butuh kesadaran, pengertian serta keihlasan.. Ada kalimat anonim bilang bahwa Cinta itu dia yang berani ditinggal atau pergi dari seseorang yang ia sayangi.."