Jakarta, 19 Agustus 2013
Biar ku mulai dengan kata "Entahlah!"
Entahlah, seperti mimpi namun ini sebuah kenyataan pahit yang aku alami. Biar ku tarik senyuman tipis di bibirku terlebih dahulu :)
Kami adalah (hanya) sebuah keluarga kecil yang merindukan kebersamaan yang normal dalam kuantitas yang lebih. Kami sepakat menyimpulkan bahwa tidak pernah berbuat usil pada keluarga orang lain ataupun seseorang di lingkungan kami menetap. Namun, pagi itu. Biarkan aku ceritakan hanya dalam garis besarnya saja. Dua buah ponsel milikku - berisikan dokumentasi foto dan video keluarga kami banyak tersimpan disana harus lenyap dalam hitungan 5 menit. Bunda berkata, "Tidaklah perlu bersedih terlalu lama, hilangnya benda tersebut semata-mata ujian & teguran untuk kita. Biarkan rejeki orang yang mengambil milik kita hanya sampai batas itu saja dan rejeki kita semoga di berkahi lebih banyak lagi dan berkali lipat. Seseorang akan di uji kesabaran juga keikhlasannya sebelum dinaikkan derajat kehidupannya. Bersabarlah wahai puteriku, doa bunda selalu ada bersama nyawamu.."
Yang membuatku meneteskan air mata ialah ratusan ekspresi muka sang malaikat kecil harus ku relakan pergi, tidak ada lagi dokumentasi yang menjadi dopping sebelum aku bekerja. Maafkan kakak perempuanmu, sayang! atas keteledoranku untuk itu semua.
Dari ini aku belajar ikhlas, belajar lebih melapangkah nuraniku :) Menghitung hari menjelang usia 21 tahun. Awalnya aku berpikir untuk mengkonsistenkan ke arah yang lebih baik. Memulai hidup dari awal dengan sebuah senyuman yang takkan pernah pudar - meski jutaan kerikil mencoba jatuh di atas kepala, ataupun tak terhitungnya derai hujan bersama angin menerpa tubuh ini. Biarkan aku menangis - sebuah cara untuk memulai merelakan apa yang sudah kembali padaNYA. Biarkan aku seperti ini dua bahkan sampai tiga hari - bukan aku yang terlalu drama atau over. Setidaknya, kalian bisa tahu betapa berharganya dokumentasi tentang keluarga kecil kami. Lihatlah, meski tak bergelimang harta, kami bisa bahagia. Kami bisa saling memberi, kami bisa saling menghibur siapapun yang nampak sedang bersedih :)
Ya Allah, telah Kau dengar sebuah doa dari hati bunda untuk aku - sang puteri yang menuju dewasa. Bahkan Kau juga bisa mendengar nuraniku berkata tentang apa saja, aku berserah untuk lebih ikhlas atas semua.
Terimakasih bunda, papah, abang juga malaikat kecil kami. Untuk semua hal yang terjadi kemarin telah membuka nurani kami. Aku merasa lebih tenang setelah ini, biarkan aku terus berkicau layaknya beo dalam sangkar. Biarkan aku terus menatap penuh dalam sebuah ingatan bersama malaikat kecil itu.
Bismillah, Ya Allah aku menguatkan jiwa ragaku & juga keluargaku untuk kehidupan didepan yang lebih baik. Memulai masa depan yang indah, menutup segala sifat iri dengki bahkan kebencian akan sesuatu ataupun seseorang.
:) sang kakak dari Syaffa Azzahra El Winata ({}) :*