Gue pernah ngerasa jatuh -- ngerasa nggak nyaman, nggak karuan, nggak fokus bahkan terkadang nggak sadar -- kalo ternyata gue masih punya alasan untuk gue tetap bertahan hidup. Sedikit aneh kedengerannya, mungkin! Gue selalu bisa menutupi segala kerapuhan gue dari orang-orang sekitar dengan perilaku gue seperti biasanya. Begitupun ketika gue menangis sejadi-jadinya ketika gue berhasil mengunci diri dikamar tanpa bersuara -- ngumpet dibawah bantal -- Gue nggak naif! Gue nggak suka orang ngeliat gue netesin air mata, bukan karena gue nggak mau dibilang lemah atau cengeng. Fix, gue nggak suka saat jatuh menghampiri gue.
Pernah nggak diantara loe semua ngerasa "Dunia ini nggak adil buat kita?" bahkan dunia seakan kejam ketika kita mengejarnya -- tak terjamah hanya meninggalkan kekecewaan mendalam. Hal sederhana yang sering gue alami dalam kehidupan, terkadang ngebuat gue berpikir bahwa setiap orang berhak egois dan menolak atas pertanyaan dari orang-orang sekitar. Contohnya -- bisa jadi gue terlahir kedunia ini sebagai mediator keluhan -- temen-temen gue bisa dengan santainya dan kapan saja bercerita mengutarakan segala keluhan mereka sama gue, dan gue selalu memiliki pemikiran yang baik untuk menanggapi setiap cerita yang gue denger. Tapi Hello, apa yang gue dapet dari sikap bak Peri Penyelamat di dalam dongeng? Kemana temen-temen yang selama ini dateng ke gue dengan gerombolan keluhan mereka ketika gue butuh mereka saat gue berada diposisi mereka? Well, gue udah tau jawabannya. Dan gue tau, gue akan nampak jahat jika gue berpikiran bahwa mereka ada hanya karena butuh gue. Biarlah, gue nggak perlu balasan yang sama atas sikap gue, Tuhan nggak pernah tertidur, ya kan? :D
Gue ini aneh, mungkin! Atau mungkin gue terlanjur terobsesi sama yang namanya sastra. Sampai suatu hari temen gue bilang "gue heran sama loe, isi kepala loe apaan sih koq bisa-bisanya loe komen atas penderitaan gue pake kalimat kek guru bahasa indonesia tau!" Well, kalo urusan bicara melalui tulisan, bolehlah gue jagonya :D gue emang suka nulis, dan nggak jarang gue suka berimaji. Membayangkan beberapa karakter seperti dalam novel, yang pada akhirnya gue selalu memimpikan untuk jadi seorang penulis. Walau sekarang ini gue nggak bisa ngerangkum semua ide yang ada dikepala gue saat mereka terlintas. Setidaknya gue masih selalu gemar membaca apapun termasuk membaca ingredients and how to cook the noodles di bagian belakang kemasan mie instan :D
Jadi anak penengah itu serba terjepit :( dituntut jadi adik yang penurut buat abang gue dan kakak yang baik buat adik gue. Dunia berputar lebih cepat ketika gue dihadapkan dengan seorang abang yang keras kepalaya menular ke adik gue! God, kalo dua-duanya keras kepala lantas gue bisa apa supaya bisa mendamaikan kegentingan diantara kami bertiga? Gue lagi kan pada akhirnya yang di minta mengalah sama nyokap. Keseringan ngalah mengajarkan gue tentang arti peran penting dalam keluarga. Iya! Gue, penting!!! Nyokap bilang, kalo bukan gue lantas siapa lagi yang mau dia ajak curhat mengenai ini itu. Kalo bukan gue terus siapa lagi yang bisa diajak diskusi mecahin setiap masalah yang ada di rumah? Dan kalo bukan gue siapa yang mau ngalah demi sebuah ketenangan? Ini nggak adil sebenarnya, cuma gue juga nggak bisa nuntut apapun. Setidaknya satu dari tiga ada yang masih sadar bahwa mengalah ialah jalan yang tepat saat bertengkar. :D
Gue kangen banget sama gelembung permen karet. Kangen deh! Rindu tebal, kek gue kangen sama sepeda. Gue salah satu anggota dikeluarga besar gue yang menyukai Membaca Novel. Cuma gue mungkin, yap betul! Gue selalu bangga kalo punya novel baru, beda sama tante, sepupu, keponakan atau bahkan adik gue yang nggak suka novel. Entah darah dari siapa gue dan abang gue suka sastra puisi. Kita berdua sama-sama suka coret-coret dikertas. Bikin bait-bait puisi gitu. Tapi kita terlahir dengan keegoisan yang berbeda. Gue sama bokap kedua gue menyukai sepeda dan vespa. Kalo nyokap sih masih mencintai motor trail kenangan masa lalunya bareng bokap pertama gue. Dan fix gue dan adik gue kompak kalo kita suka sama Iqbal CJR. Hahaha :) setidaknya gue bernapas lega, diantara banyak perbedaan yang ada, gue masih punya kesempatan untuk menyukai hal yang sama.
"Kebahagiaan gue itu yang pasti keluarga gue, dimana ada nyokap bokap, abang adik, dua sepupu gue yang cantik, dan keponakan-keponakan gue yang lucu-lucu. Dan gue berharap one day gue bisa nulis novel-novel dengan judul dan tema cerita yang berbeda :)"