Senin, 20 Januari 2014

Apakah Hidup Memang Nggak 'Pernah Bisa' Adil ???

Hidup itu 'sedikit terkesan nggak adil' kalo ....
* Kalo kebahagiaan baru aja dateng tiba-tiba dia mendadak enggan menetap dalam jangka waktu lama berpindah menjadi kesedihan
* Kalo kita ngerasa usaha yang kita lakukan itu nggak menghasilkan akhir yang diharapkan
* Kalo orang lain aja bisa bahagia dan menyatukan perasaannya dengan perasaan orang yang ia pilih untuk ia cinta sedangkan kita nggak :|
* Kalo di dalam sebuah keluarga itu ada yang namanya 'Ketidakseimbangan Perhatian, Kasih Sayang dan Perlakuan Sikap'
* Kalo udah berminggu-minggu nahan diri untuk nggak jajan karena sengaja pengin beli sepatu yang ditaksir namun harganya lumayan bikin otak merencanakan penghematan tapi pas udah kekumpul dananya itu sepatu keburu dibeli sama tangan orang lain :'(

Dan masih banyak Kalo-Kalo lainnya yang kita nggak pernah sangka bisa menjadi alasan utama untuk kita menyimpulkan bahwa "Hidup itu nggak adil!!!'
Me - aLa :))

Jumat, 17 Januari 2014

Monolog Gue

Dia berkaca pada sebuah cermin - menatap nanar tubuh yang berdiri tanpa berbicara. Hanya telapak tangan menyentuh perlahan permukaan kaca. Sedikit membuat gerak pada beberapa titik - melihat miring lalu kembali normal. Menyentuh dahi, alis, kantung mata hingga ke pipi. Masih tetap diam tanpa berbicara. Perlahan melangkah mundur satu langkah lantas maju dua langkah. Bingung? Memang, bagaimana bisa mundur selangkah maju dua langkah - desah hatinya. Bagaimana tidak bisa? Bisa saja ibarat memasak sup ayam dan kelebihan garam, mungkin kau akan berpikir dengan menambahkan merica dan sedikit air untuk menyeimbangkan rasa asinnya. Seakan cermin itu menjawab kebingungannya. Ia membuka pelupuk mata lebih lebar lantas menyajikan sederet gigi putih nan rapi bersama sebuah senyuman. Ia berpikir, tidak ada keburukan yang tak bisa diperbaiki menjadi baik dan lebih baik. Ia bisa perlahan memahami dirinya - bersahabat dengan segala kekurangannya. Tak lagi mendengus kesal saat ia merasa tidak bisa melakukan apa yang orang lain bisa lakukan. Atau menggerutu lantas marah ketika ia merasa tidak mampu menjadi seperti orang lain yang ia pikir ternyata lebih baik darinya. Sebuah kehidupan dipenuhi dengan dot - titik-titik abstrak yang bukan berarti tanpa arti dan tanpa tujuan. Bukanlah seperti debu yang tertiup karena angin - yang akan diam kemanapun ia meniupkan dirinya. Semua jelas arahnya, semua jelas alurnya. Hanya saja mereka-mereka yang sering berputus asa - meyerah - akan berpikir menjadi debu yang setiap saatnya bisa tertiup angin itu lebih baik daripada menjadi seonggok daging yang memiliki nama - tempat dimana asalnya terjadi kesalahan, kekeliruan, kekhilafan, yang diciptakan paling sempurna dengan karunia hati & perasaan, akal & pikiran. Mereka berpikir singkat - sesingkat ketika ada sebuah gunting hendak memotong karet gelang. Inilah deskripsi sebuah pengharapan. Ketika harapan di ibaratkan dengan sebuah karet gelang dan gunting ialah media sebagai kegagalan maka ada yang namanya kebangkitan ( tumbuh kembali rasa semangat berusaha ). Terputusnya karet gelang tersebut bukan berarti habis masalah. Hanya sebuah judul kendala yakni PUTUS! Orang yang mau mensyukuri setiap napas dalam hidupnya akan berpikir bahwa terputusnya karet gelang oleh gunting itu adalah awal dari sebuah langkah untuk menuju tujuan yang di inginkan. Kita bisa menyambung karet gelang tersebut dengan mengikatkan kedua ujung yang terputus, atau melilitkan isolasi untuk menempelkan kedua ujung yang terputus, atau bisa juga dengan membubuhkan karet gelang yang maish utuh untuk menyatukan kedua ujung yang terputus itu. Simpel! Dengan segala macam solusi itulah gunanya otak dikala berpikir. Tidak ada masalah yang tanpa solusi ( Jalan Keluar )! Semua dot yang nampak hitam pekat takkan selamanya jauh dalam pandangan ketika kita mengharapkan warna lain didalamnya. Tuhan menganugerahkan manusia dengan hati dan akal bukan untuk pelengkap sebuah makhluk yang disebut manusia. Hati yang kecil ( entahlah sekecil apa ) bisa disinggahi oleh jutaan ekspresi perasaan. Sedih, bahagia, terharu, menderita, sakit, terjatuh, dan yang lainnya. Kapanpun, siapapun, dan dimanapun hati selalu hidup. Jika ada yang bilang "Hatiku telah mati rasa!" Percayalah itu hanya benar terdapat dalam lirik lagu.! Dan diberikannya pikiran tanpa ada perbedaan. Orang pintar, bodoh, kreatif, beruntung itu sama-sama dikaruniai sebuah otak olehNYA. Diberikan untuk berpikir! Bukan digunakan untuk melihat ataupun mendengar. Semua sudah digariskan, namun bukan berarti semua bisa dipasrahkan. Semua butuh usaha.!

Lalu dia bergerak - membelakangi cermin. Tersenyum lagi. Dan kini dia mulai melangkah, satu langkah, dua langkah, bahkan hingga langkah-langkah yang tak terhitung lagi ketukannya. Ia mengerti, dot-dot kehidupan memiliki sebuah arti. Didalamnya terdapat rahasia yang kita akan tahu setelah menjamahnya. Bukan hanya membicarakannya, membayangkannya, membuat pernyataan dan pertanyaan yang belum tentu kita temukan ketika kita mulai melangkah memasukinya.

Dia kini sedang tersenyum manis di depan sebuah monitor yang lebih dari delapan jam bertengger di atas meja kerjanya. Dia mengerti seberapa besar keinginannya untuk menjadi seorang penulis. Dia memaklumi setiap tarikan magnetik dari jiwanya untuk terus membaca. Dan ketika dia berpikir, membaca bisa membuat dirinya lebih nyaman, dia akan meneruskannya esok hari, esok hari dan entah sampai kapan ia akan menyukai puluhan novel yang menjadi penghuni di kamarnya.

"ini gue, Ala :) iya cewek yang menyukai permen karet dan bersepeda. Cewek yang gemar membaca novel, mendengarkan musik apapun yang dia suka kecuali dangdut :D Cewek yang berzodiak Virgo..."

Salam dari gue :D #piss

Jumat, 03 Januari 2014

Cerita Senja

Mungkinkah aku berhalusinasi - ketika aku jelas memintanya untuk tidak pergi menghilang ~ mematikan ponselnya, menghentikan akses komunikasi diantara kami. Apakah benar aku sejahat itu - mengecewakannya untuk kesekian kalinya. Apakah memang aku tak memiliki hati, sehingga dia berpikir bahwa kepeduliaanku hanyalah sebatas teman. Apakah memang dia hanya sebatas sepotong hati. Hati yang berusaha tetap suci  dalam membiasakan perasaannya berbaur dengan ketulusannya. Entahlah,,,!!!

Kita sama-sama tidak mengetahui, kejelasan letak keegoisan kita. Aku yang bersikeras tak menyukai kecemburuannya, dan dia bersikukuh dengan anggapan cemburu ialah pertanda sayang. Manusia itu selalu mempunyai alasan untuk tersenyum disaat sepi. Jelas sudah ternyata bahwa cemburu itu pertanda sayang. :) Tidakkah pernah terpikir oleh akal sehat bahwa cemburu itu ibarat garam didalam larutan air kopi. Rasanya aneh tapi bikin ketawa. Bikin geleng-geleng kepala namun terkadang bisa juga menjadi satu-satunya alasan dua manusia mendadak terdiam tanpa bersua. Allah Maha Segalanya. Menciptakan segala kesempurnaan untuk setiap rasa. Dan aku pun tersenyum...

Ada yang tahu mengapa ketika kita menguap terkadang meneteskan airmata? Itu yang aku cari tahu dan ku jadikan sebuah alasan saat ini. Sejujurnya malaikat mungkin menatap iba padaku. Ketika mendengarkan lagu melankolis milik seorang penyanyi bersuara khas berhasil membuatku terenyuh. Oh My Allah, Kau bentuk hatiku sedemikian rupa, sehingga semua rasa pernah singgah disini. Kau menyadarkanku bahwa keegoisanku tak selamanya tumbuh meninggi, karena disekitarku masih ada yang lebih egois. Dan tahukah kamu, aku merindukan hujan yang dulu memayungi senja kita. Derasanya seakan membuka pintu perasaanku untuk bersahabat dengan masa lalu. Membiarkan kamu perlahan masuk memupuk kerinduan yang selama ini kau serahkan atas nama hatiku. Aku bahagia saat itu. Bahkan aku berhasil merasakaan derasnya hujan yang teramat damai. Tahukah kamu, bahwa aku butuh waktu yang panjang untuk bisa menjelaskan semua yang ku sembunyikan. Aku tak pandai berbicara empat mata denganmu. Aku selalu memilih menuliskannya dalam kanvas kehidupan yang dengan anggunnya masih tersembunyi diantara sela-sela kerinduan yang kini mulai hidup. Kekecewaan selama ini bukan sengaja ku ciptakan. Demi apapun hatiku tak pernah berniat tuk melukaimu. Jangan jadikan aku sebagai sebuah harapan terindahmu. Biarkanlah detik-detik kehidupan kita berjalan dengan sendirinya. Tanpa harus memaksa dan dipaksa. Tanpa harus pamit pergi atau lari. Pahit memang rasanya, tapi dengarkan aku. Tak ingin ada kata pacaran diantara kita. Karena aku tak ingin ada kata putus diantara kita juga. Mengertilah, mencoba membuka lebar-lebar logikamu. Jangan biarkan kesedihan itu menutup rapat pikiranmu. Kita jelas bisa bahagia dengan cara apapun. Ingatkah kamu, bahwa Allah menjanjikan pintu kebahagian lain ketika satu pintu kebahagiaan yang kita hadapi enggan terbuka. Jangan buat penyesalan yang tak pernah kita inginkan hadir. Jangan perlebar luka dengan dugaan sesaat. Dan jangan pergi sebelum kita tahu jawaban atas semua perjuangan kita. Tidak ada yang sia-sia. Selama ini kamu berhasil membuatku tersenyum. Berhasil membuatku merasa berharga. Terima kasih :)
 

THE WORDS Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos