Rabu, 21 November 2012

05.00 p.m

Jakarta, 21 November 2012

Bukan kelabu atau rintik hujan yang nampak sore ini, bias cahaya orange terpancar diujung jalan ibu kota, masih dengan kondisi yang sama dan di tempat yang sama, namun kabar langitlah yang berbeda. Bukan abu - abu bukan pula biru, entahlah warna apa itu, mungkin ia tak memiliki nama atau kita sebut saja jingga. :)
Satu hal yang aku tak suka senja kali ini, dimana aku terduduk mematung hanya mengedipkan kedua bola mata dan tak banyak yang ku pikirkan namun yang berada di kepala adalah sesuatu yang menyita waktu juga tenaga. Mungkin ini sebuah curahan hati, entahlah apapun kalian menyebutnya, senyum tipis bisa ku tarik dari pipi chubby ku.
Ku mengharapkan gerimis hujan saat ini, agar ia menemaniku berkutat di meja kerja ku. Mendengar bunyinya mendentum sebagian kaca dibelakang kursi ku, dan merasakan hembusan angin menusuk paru-paruku.
Mendengarkan accoustiz Jazz saat seperti itulah yang paling tepat, sedikit menuturkan suara sang penyanyi dengan suara tipis dan tak terlalu kencang. Sesekali memutarkan kursi beroda yang sedang ku duduki, mengetuk-ngetukkan pena di atas meja, atau beranjak mengambil sebuah cangkir membubuhi kopi dan air panas di dalamnya. Menyeruputnya cepat-cepat sebelum berubah dingin dan tak terhabiskan. :D
Entahlah, sudah berapa lama aku tak menggenggam pena lalu menuliskan setiap bait puisi dalam kertas. Waktu tersita oleh pekerjaanku disini, hemm.. Harus tetap ku terima semuanya, tetap mengukir senyuman walau hanya sebatas tipuan untuk menghindari pertanyaan yang tak ingin ku dengar. Jenuh pun sering menghampiriku, terkadang kebencian bebas melewati rasa di hati, tidakkah itu menguras tenagaku, sekedar untuk meluapkan emosi saja harus teriak atau mengeluh sendirian ketika tiba di kamar. Dasar anak kecil! Usia memasuki hitungan dewasa masih hobi teriak nggak jelas hanya karena kesal. Tapi itulah aku, dan.. Tunggu! Masih ada hal yang ini ku tuliskan disini.
Mungkin Dua minggu berlalu aku tak merasakan manisnya Permen Karet dan Gelembung Terindahku, mereka sumber semangatku. Aneh dan memang aneh, bagiku itu rutinitas yang bertahun-tahun aku alami. Dan aku masih sehat dan baik-baik saja disini. Kerinduan pada mereka seperti aku merindukan sosok pria yang aku cinta yang tak terlihat oleh pandangan. :D xixi.. ^_^
Bicara tentang CINTA, bukan tanpa harus menyisakan waktu untuk fokus memikirkan itu, mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi disaat aku memutuskan untuk JATUH CINTA pada seorang pria. Tenanglah sayang, Cinta itu mengudara, ketika RINDU ini terpupuk dalam dan semakin dalam setiap harinya karena bentang waktu dan jarak yang tak bisa mempertemukan dua bolah mata, yakinlah KERINDUAN itu akan dirasakan olehnya juga. Dan aku tersenyum geli, lalu berkata "APA KABAR CINTA KU DISANA?"
Aku butuh empat batang cokelat saat ini, malangnya uangku tak cukup untuk memilikinya. :( Ya Tuhan, begitu miris melirik dompet hanya tinggal uang recehan, credit card, ktp, beberapa lembar foto, atm, dan sebungkus permen karet yang masih ku simpan belum ingin ku makan sebelum aku mampu membeli 30 butir permen karet setelahnya. :D Itu konyol. Tapi itulah kenyataan.

Sujud pada Tuhanku menjelang senja, sedikit meredakan letihku hari ini. Beranjak lalu menulis lagi disini, dan melirik sebuah foto terpajang di wallpaper ponselku. Syaffa Azzahra El Winata. Ya Tuhan, sedang apa my guardian angel ku saat ini, si bawel yang kini terus aktif dan tumbuh dengan ceria setiap harinya, yang sesekali memergokiku meneteskan air mata lalu mengusapnya dan bertanya "Kakak nangis? koq?" Bidadari kecil terindah yang menjadi sumber semangatku selama ini setelah mamah. Aku yang terkadang kesal jika ia nakal dan keras kepala ketika mengeja semua keinginan yang ada di kepalanya. Aku yang sering memutar video dan voice note suaranya di ponsel, aku yang sering mengecup fotonya ketika aku jauh darinya. Kakak sayang kamu :)

Sudah menjelang malam, aku masih disini. Masih ada pekerjaan yang harus ku selesaikan sebelum aku pulang. Terima Kasih untuk sepasang bola mata yang sedang membaca kalimat diatas :)

sampai nanti,
 

THE WORDS Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos